TUGAS 1 (PENULISAN ILMIAH)
Sumber:
Proses
Peleburan Hingga Proses Heat Treatment Piston
ATAS NAMA : Muhamad
Faisal
PT :
Di PT.FEDERAL IZUMI
MANUFACTURING
TAHUN PI :
2013
NAMA. UNIV : UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB II
Landasan teori
2.1
PISTON
2.1.1 Pengertian Piston
piston
adalah suatu kompunen mesin pembakaran yang berfungsi untuk meng hisap campuran
bahan bakar dan udara, kemudian mengkompresikan campuran tersebut dan menerima
hasil pembakaran untuk kemudian merubahnya menjadi energi gerak dan selanjutnya
membuang gas sisa pembakaran.
2.1.2
Bentuk Piston Dan Bagian-bagiannya
Bentuk piston tidak sebenarnya bulat tapi di
bentuk dengan berbagai macam bentuk pada setiap bagiannya, diantaranya adalah
sebagai berikut:
A.
Piston Oval
Piston dibuat dengan tujuan menghindari kemacetan
akibat adanya pemuaian karena pada bagian pen piston memiliki panas yang lebih
besar yang sisebabkan karena bahan pen terbuat dari baja sehingga sulit untuk
melepaskan panas.
B.
Piston Tirus
Diameter
bagian kepala piston di buat lebih kecil dari pada diameter bagian ekor piston,
di buat demikian bertujuan untuk menghindari kemacetan akibat pemuaian karena
bagian kepala piston menerima panas yang lebih besar dari proses pembakaran di
bandingkan bagian ekor piston.
C.
Offside pen piston
Letak
pen piston tidak tepat berada di tengah-tengah diameter piston tetapi agak
diangkat sedikit kearah atas di karenakan untuk menghindari koavalan dinding
silinder akibat pergesekan dengan piston karena adanya gravitasi bumi. Dengan
adanya offside pen piston maka kerja piston akan berada ditengah pergesekan
akan rata antara bagian atas dengan bawah silinder.
Bagian-bagian piston penting untuk diketahui,
karena dengan mengetahui bagiannya kita dapat mengetahui juga mengapa bagian
itu dibuat, berukit adalah bagian-bagian dari piston.
Fungsi piston dalam
silinder adalah:
Mengubah volume dari isi silinder,
perubahan volume bisa diakibatkan karena piston mendapat tekanan dari isi
silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston yang menerima
tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya (linear).
Membuka-tutup jalur aliran. Kombinasi dari hal di atas. Dengan fungsi tersebut,
maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder. Satu atau beberapa
ring (cincin) dipasang pada piston agar sangat rapat dengan silinder. Pada
silinder dengan temperatur kerja menengah ke atas, bahan ring terbuat dari
logam, disebut dengan ring piston (piston ring). Sedangkan pada silinder
dengan temperatur kerja rendah, umumnya bahan ring terbuat dari karet, disebut
dengan ring sil (seal ring). Piston dengan 2 ring kompresi dan 1 ring
oli, waktu dikeluarkan dari silinder mesin. Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian
(parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston
terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melaluisetang
piston (connecting rod). Material piston umumnya
terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah
dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).
Ring piston
Ring piston memiliki dua tipe,
ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk pemampatan volume
dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan kompresi
ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli
berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang
silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua
tak menggunakan oli samping.
2.2
Sejarah
2.2.1 Melting ( Mencairkan Logam)
Coran
dibuat dari logam yang dicairkan, dituang ke dalam cetakan,kemudian
di biarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarahpengecoran dimulai
ketikaorang mengetahui bagaimana mencairkan logam dan bagaimanamembuat
cetakan.Hal itu terjadi kira-kira tahun 4.000 SM, sedangkan tahun yang
lebihtepat tidak diketahui orang.Awal penggunaan logam oleh orang ialah ketika
orang membuatperhiasan dariemas atau perak tempaan, dan kemudian membuat
senjata atau matabajak denganmenempa tembaga, hal itu di mungkinkan karena
logam-logam initerdapat di alamdalam keadaan murni, sehingga dengan mudah orang
dapatmenempanya.Kemudian secara kebetulan orang menemukan tembaga
mencair,selanjutnyamengetahui cara untuk menuang logam cair ke dalam
cetakan,dengan demikian untukpertama kalinya orang dapat membuat coran yang
berbentuk rumit,umpamanya perabot rumah,
perhiasan atau hiasan makan. Coran tersebut dibuat dariperunggu yaitusuatu
paduan tembaga, timah dan timbal yang titik cairnya lebihrendah dari titikcair
tembaga.Pengecoran perunggu dilakukan pertama di Mesopotamia
kira-kira3.000 tahun SM,teknik ini di teruskan ke Asia
Tengah, India, China. Penerusan ke Chinakira-kira 2.000 tahun SM, dan dalam
zaman China kuno semasa Yin,yaitu kira-kira1.500-1.000 tahun SM. Pada masa itu
tangki-tangki besar yang halusbuatannya dibuat dengan jalanpengecoran.
2.2.2
Cetakan
Telah dikatakan bahwa ketika pengecoran
tembaga pertama kali di temukan dimesopotamia, logam cair di tuang kedalam
pasir , seperti halnya cara baru untuk menuang logam cair kedalam rongga yang
di buat dalam batu.
Pada mulanya benda tipis berbentuk seperti
kampak atau pedang di cor hanya mempergunakan drag (cetakan bawah) tidak dengan
kup (cetakan atas). Keduanya baik drag dan kup di pergunakan, dan selanjutnya
dicari akal untuk membuat coran berongga dengan mempergunakan inti yang dibuat
dari tanah lempung dan bubuk arang batu.
Selain cara mengukir batu atau membuat
cetakan dari tanah, di kembangkan dengan cara membuat cetakan dengan pola kayu
dan pola lilin. Cara tersebut merupakan dasar dari pengecoran pasir dan
pengecoran lilin seperti cara yang di kenal sekarang, dan di katakan bahwa cara itu telah di kembangkan lama sekali,
kira-kira sejak 2000 tahun sebelum
masehi atau lebih.
Teknik yang digunakan sekarang untuk membuat
cetakan pasir dengan pola kayu telah di sempurnakan di Eropa setelah abad 18,
demikian juga halnya dengan teknik pencairan besi.
Cetakan merupakan hal terpenting dalam teknik
pegrcoran logam untuk menentukan bentuk benda kerja yang akan di bentuk. Adapun
jenis-jenis pengecoran berdasarkan cetakannya, yaitu:
1.
sand casting
adalah jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Jenis
pengecoran ini paling banyak di pakai karena biaya produksinya relatif murah
dan dapat membuat benda coran yang berkapasitas berton-ton.
2.
Centri casting
Adalah jenis pengecoran logam di mana cetakan diputar bersama dengan
penuangan logam cair kedalam cetakan yang bertujuan agar logam cair tersebut
terdorong oleh gaya senrifugal akibat berputarnya cetakan. Contoh benda coran
yang biasanya menggunakan jenis pengecoran ini adalah plek dan bena coran yang
berbentuk bulat atau silinder.
3.
Die casting adalah jenis pengecoran yang cetakan terbuat dari logam
sehingga cetakannya dapat dipakai berulang-ulang. Biasaynya logam yang di cor
adalah logam non ferrous.
4.
Invetement casting adalah jenis pengecoran yang polannya terbuat dari
lilin dan cetakannya terbuat dari keramik. Contoh benda cor yang biasa
menggunakan jenis pengecoran ini adalah benda coran yang memiliki kepresisian
yang tinggi misalnya rotor turbin.
2.3
Pengecoran
Gravity Casting
Teknik
gravity casting merupakan teknik pengecoran yang paling tua. Metal cair
dituangkan pada rongga cetakan yang terbuat dari pasir, besi cor, atau paduan
baja tahan panas lainnya. Proses ini hanya memanfaatkan gaya gravitasi saja,
tanpa mengaplikasikan gaya tekan mekanis.
Metal cair mengalir ke dalam cetakan dan membeku dengan cepat selama proses
pengecoran berlangsung. Hasil pengecoran dengan sistem ini memiliki permukaan
yang halus dan dimensi yang cukup akurat; selain juga memiliki sifat mekanis
dan ketahanan tekan yang sangat baik. Tidak seperti pada cetakan pasir, cetakan
baja dapat digunakan berkali-kali. Kelemahannya, proses pembuatan cetakannya
cukup mahal.
2.4
Membuat Coran
proses pengecoran merupakan proses logam, di lanjutkan
dengan pembuatan cetakan, dan kemudian penuangan logam cair kedalam cetakan
yang selanjutnya di biarkan mendingin, membeku dan di angkat serta dibersihkan.
2.4.1
Peroses Pembuatan Cetakan
proses pembuatan coran di awali dengan pembuatan
cetakan unutuk menetukan benda yang akan di bentuk. Pasir yang dipakai
kadang-kadang adalah pasir alam atau pasir buatan yang mengandung pasir
lembung. Cetakan pasir mudah di buat dan tidak mahal asal dipakai pasir yang cocok.
Kadang dicampurkan campuran khusus, umpamanya air-kaca, semen, resin, furan,
resin fenol, atau minyak pengering, karena penggunaan zat-zat tersebut
memperkuat cetakan atau mempermudah oprasi pembuatan cetakan. Selain itu dari
cetakan pasir, kadang-kadang dipergunakan cetakan logam.
2.4.2
Bahan-Bahan Pengecoran
2.4.2.1
Besi Cor
A.
Besi cor adalah besi yang mengandung karbon, silisium, magan, fosfor, dan
blerang .besi cor ini di golongkan menjadi enam macam, yaitu: besi corkelabu,
besi cor kelas tinggi, besi cor kelabu paduan, besi cor bergrafit bulat, besi
cor mampu tempa dan besi cor. Struktur mikro, dari besi cor terdiri dari ferrit
dan serpih karbon bebas. Karbon silisium mempengaruhi struktur mikro ukuran
serta bentuk dari karbon bebas dan keadaan sruktur dasar berubah sesuai dengan
mutu dan kuantitasnya. Ketebalan dan laju pendinginan mempengaruhi struktur
mikro. Walaupun kekuatan tarik dari besi cor kelabu kira-kira 10-30 kgf/mm 2,
namun besi cor ini agak getas, titik cairnya 1200°c dan mempunyai mampu cor
yang sangat baik dan murah.
B.
Besi cor kelas tinggi mengandung lebih sedikit karbon dan silikon, dan
ukuran grafit bebasnya agak kecil, di bandingkan dengan besi cor kelabu,
sehingga kekuatan tarikan lebih tinggi, yaitu 30-50 kgf/mm2.
C.
Besi cor kelabu paduan mengandung unsur-unsur paduan dan grafit, mempunyain
struktur yang stabil sehingga sifatsifatya lebih baik. Besi cor jenis ini
ditambahkan unsur-unsur paduan yang pertama berapa persen saja dan yang kedua
lebih banyak, unsur-unsur yang ditambahkan adalah khrom, nikel, molibden,
vanadium, titan dan sebagainya sehingga keahanan pasan, ketahana aus, ketahanan
korosi mampu mesin dari besi cor macam ini baik sekali berkat adanya
unsur-unsur tersebut.
D.
Besi cor mampu tampa di buat dari besi cor putih, yang dilunakan didalam
sebuah tanur dengan waktu yang lama. Besi cor macam ini sangat baik keuletannya
dan perpanjangannya dibandingkan dengan besi cor kelabu, tetapi memiliki harga
yang lebih mahal karena proses pelunakan, dan tidak cocok untuk coran, tipis
dan kecil karena sebelum proses pelunakan keuletannya berkurang.
E.
Besi cor grafit di buat dengan mencampurkan magnesium, kalsium dan serium
kedalam cairan logam sehingga grafit bulat mengendap. Besi cor ini mempunyai
kekuatan, keuletan, ketahanan aus dan ketahanan panas yang baik di bandingkan
besi cor kelabu
Besi
cor cil ialah besi cor yang memunyai permukaan yang terdiri dari besi cor putih
dan ketahanannya aus yang baik dengan bagian dalamnya mempunyai keuletan yang
baik. Besi cor ini di pergunakan sebagai bahan yang tahan aus. ( penggunaan
besi cor untuk blok silinder motor 6 silinder)
2.4.2.2
Baja Cor
Baja
karbon adalah paaduan dari sistim besi-karbon. Kadar karbonnya lebih rendah
dari pada kadar karbon pada besi coran biasanya kurang dari 1,0 % C . Sebagai unsur-
unsur tambahan selain karbon baja cor mengandung 0,20 sampai0,70 % Si, 0,50
sampai 1,0 Mn, fosfor dibawah 0,06 % dan Belerang dibawah 0,06 % .
Struktur
mikro dari baja cor yang mempunyai kadar karbon kurang dari 0,8 % terdiri dari
ferit dan perlit. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah perlit. Dalam
hal ini apabila kadar karbon diatas 0,80 % , baja terdiri dari perlit dan
sementit yang terpisah. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah
sementit. (penggunaan baja cor untuk turbin air)
2.4.2.3
Coran Paduan Tembaga
Macam-macam coran paduan
tembaga adalah: perunggu, kuningan, kuningan kekuatan tinggi, perunggu
alumunium dan sebagainya.
A. Perunggu adalah paduan antara
tembaga dan timah, perunggu yang biasa dipakai mengandung kurang dari 15%
timah. Titik cairnya kira-kira 1.000oC, jadi lebih rendah dari titik
cair paduan besi, dan mampu cornya baik sekali sama halnya dengan besi cor.
B. Kuningan adalah paduan tembaga dan sen, dan kuningan
tegangan tinggi adalah paduan yang mengandung tembaga, aluminium, besi, mangan
nikel, dan sebagainya yang berguna perbaiki unsur mkasisnya.
2.4.2.4
Coran Paduan Ringan
Coran paduan ringan adalah coran paduan alumunium,
coran paduan magnesium dan sebagainya.Alumunium murni mempunyai sifat mampu
cord an sifat mekanis yang jelek. Oleh karena itu dipergunakan paduan alumunium
karena sifat-sifat mekanisnya akan diperbaiki dengan menambahkan tembaga,
silisium, magnesium, mangan, nikel dan sebagainya. (penggunaan coran paduan
aluminium pada dinding tirai)
2.4.2.5
Coran Paduan Lainnya
Paduan
seng yang mengandung sedikit aluminium dipergunakan untuk pengecoran cetak.
Logam monel adalah paduan nikel yang mengandung tembaga dan hasteloy mengandung
molibden, chrom dan silikon. Paduan timbal adalah paduan antara timbal, tembaga
dan timah, dan logam bantalan adalah paduan dari timbal, tembaga dan
stibium.
(Tabel pengguna bahan coran)
2.4.3 Proses Peleburan
Logam yang kita lebur
adalah aluminium. Aluminium saat ini ialah logam kedua terbanyak setelah besi
karbon (cast iron) yang dipakai untuk koponen mesin, contoh dalam bidang
otomotif. Juga dipakai pada alat-alat rumah tangga seperti panci dll. Kelebihan
dari aluminium ialah logam ini ringan, kuat, kondukor panas dan listrik yang
baik setelah emas dan tembaga. Titik cair dari aluminium cairnya 650. Tetapi aluminium
jika di padukan oleh unsur-unsur paduan maka titik cairnya akan bertambah.
Unsur-unsur paduan yang biasanya di pakai sebagai paduan aluminium adalah
silikon, tembaga, magnesium, timah dan lain-lainnya.
Aluminium cair sangat
reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). Gas hidrogan dapat membuat gelembung
udara terikat didalam aluminium cari yang mengakibatkan porositas pada produk
coran nantinya. Reaksi kimianya
3H2O(I) + 2AL(S) + 3H2 (g) + AL2O3
(S)
Steam aluminium hidrogen aluminium oxide
Untuk mencegah
porositas pada logam luminium maka dapat di lakukan beberapa cara, antara lain
dengan melindungi aluminium cair menggunakan gas nitrogen (N2).
Karena gas nitrogen mengikat hidrogen sebagai penyebab porosotas pada
aluminium. Caranya yaitu dengan menyemburkan gas nitrogen diata aluminium cair
hinggan aluminium cair tersebut kedalam cetakan. Atau dengan cara menggunakan fluk yaitu fluk tersebut di taburkan pada permukaan aluminium cair secara
merata yang bertujuan agar gas hidgen tiduk dapat masuk kedalam aluminium.
Ada 4 macam fluk yang dipakai dalam membuat produk aluminium
menjadi lebih baik dalam hal sifat-sifat fisik ataupun mekanik, yaitu:
1. Covering fluxes
Digunakan untuk mencegah gas hidrogen masuk
kedalam aluminium cair.
2. Cleaning fluxes
Untuk menghilangkan padat nonmetalik dari
aluminium cair.
3. Degassing fluxes
Dimasukan kedalam aluminium cair untuk
menghilangkan gas yang terjebak dalam aluminium cair yang dapat menyebabkan
porositas
4. Drossing-off fluxes
Digunakan untuk memperbaiki logam aluminium dari
drosses.
2.4.4
Pembekuan Logam
2.4.4.1
Pembekuan Logam Murni
Jika cairan logam
murni perlahan-lahan di dinginkan, maka pembekuan terjadi pada temperatur yang
konstan. Temperatur ini di sebut titik beku, yang khusus bagi logam, misal
titik beku tembaga 1083C, perak 961C, aluminium 660C, timah 232C.
Dalam pembekuan logam
cari, yang pertama adalah bertumbuhnya inti-inti kristal, dan kemudian tumbuh
sekeliling inti tersebut, dan inti lain timbul pada saat yang sama, akhirnya
seluruh di tutup oleh kristal sampai logam cair habis.
2.4.4.2
Pembekuan Paduan
Proses pembekuan paduan tidak dapat dihindari di
dalam pembuatan paduan logam untuk bahan struktur dan dukung reactor nuklir.
Oleh karena itu mekanisme proses pembekuan paduan perlu dipelajari secara
rinci. Prose pembekuan terjadi melalui mekanisme pengintian dan pertumbuhan.
Proses pembekuan paduan ditinjau dari komposisinya terdiri dari empat jenis,
yaitu pembekuan paduan fasa tunggal, pembekuan fasa eutektik, pembekuan fasa
dekat eutektik (off-eutectic alloys), dan pembekuan peritektik. Keempat jenis
proses pembekuan tersebut menghasilkan mikrostruktur paduan yang berbeda-beda
antara lain struktur lamellar, struktur eutektik, struktur selular dendrit, dan
struktur columnair dendrit. Keempat bentuk mikrostruktur tersebut menghasilkan
sifat mekanik yang berbeda pula. Dengan adanya pengetahuan tentang jenis proses
pembekuan dan mikrostruktur yang dihasilkan, maka akan mempermudah dalam proses
perancangan atau pembuatan paduan.
2.4.4.3
Penyusutan
Didalam suatu proses
pengecoran, proses pembekuan logam cair setelah logam cair dituang kedalam cetakan akan mengalami penyusutan. Penyusutan pada
rongga cetakan akan mengakibatkan berubahnya dimensi benda
coran. Pada tabel dibawah ini diketahui penyusutan yang terjadi pada suatu logam.
Tabel 2. Penyusutan yang terjadi pada suatu material
Material
|
Penyusutan (%)
|
Baja karbon
|
2
|
Basi tuang kelabu
|
1
|
Besi tuang putih
|
1,5
|
Alumunium
|
6
|
2.5
Cacat Coran
Pada coran dapat terjadi macam-macam cacat yang
dikarenakan oleh beberapa penyebab. Di bawah ini merupakan macam-macam cacat
coran yang dapat terjadi [1]:
1. Rongga udara
Rongga udara muncul sebagai lubang pada permukaan atau
di dalam coran. Cacat tersebut disebabkan oleh gas dari logam cair dan gas dari
cetakan.
2. Lubang jarum
Lubang jarum adalah cacat lubang yang permukaan dalamnya halus dan
berbentuk bola. Ukuran cacat lubang jarum sangat kecil dan berbentuk seperti
bekas tusukan jarum.
3. Retakan
Retakan secara luas dibagi menjadi retak
penyusutan dan retak karena tegangan sisa. Retak penyusutan sering terjadi pada
bagian sudut-sudut tajam. Retakan yang disebabkan tegangan sisa adalah robekan
panas yang terjadi pada temperatur tinggi dan retakan pada temperatur rendah.
4. Permukaan kasar
Penyebab terjadinya permukaan kasar yaitu dikarenakan cetakan pasir terkena
erosi ketika penuangan logam cair. Pasir yang tererosi tercampur dalam hasil
coran. Cacat tekukan mungkin juga terjadi karena sebab-sebab yang serupa.
5. Salah alir dan sumbat
dingin
Salah alir adalah cacat yang disebabkan karena logam cair tidak cukup
mengisi rongga cetakan. Sumbat dingin terjadi karena pencampuran yang tidak
sempurna dari aliran logam cair.
6. Penyusutan dalam
Penyusutan dalam terjadi karena kecepatan pembekuan yang berlainan,
sehingga cacat tersebut mudah terjadi pada bagian yang paling lambat
membeku.
7. Struktur butir terbuka
Stuktur butir terbuka disebabkan oleh kecepatan pendinginan yang terlalu
rendah. Cacat coran yang terlihat seperti pori-pori kulit pada permukaan yang
telah dikerjakan dengan mesin.
8. Membengkak
Pembengkakan bisa terjadi karena cetakan mengembang keluar oleh tekanan
logam cair atau inti yang tertekan. Pencegahannya adalah kekuatan tekanan dari
cetakan harus dipertinggi dan menggunakan cetakan kering, karena kekuatan
tekanannya akan bertambah.
2.6
Perhitungan Efisiensi Benda Coran
Perhitungan efisiensi
benda coran adalah suatu cara untuk menentukan kebutuhan bahan baku untuk coran
dan menentukan kecepatan tuang kedalam cetakan seta mengukur tinggi saluran
masuk untuk menghasilkan hasil coran yang baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Untuk menghitung efisiensi benda coran, maka perlu diketahui
langkah-langkah memulai perhitungan yang terlihat pada gambar Diagram alir perhitungan efisien coran.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar